Gambar Sampul Biologi · Bab 8 Sistem Ekskresi
Biologi · Bab 8 Sistem Ekskresi
Fictor dkk

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

135

Setiap hari kita menghasilkan urine 1–1,5 liter. Sementara itu, ikan air

tawar mengeluarkan urine setara dengan total volume darahnya setiap

2 jam sampai 3 jam. Adapun kanguru mengeluarkan urine hanya beberapa

mililiter urine setiap harinya. Apa yang membuat volume urine yang

dikeluarkan masing-masing makhluk hidup berbeda?

Selain urine, manusia pun mengeluarkan keringat dan uap air. Di

manakah keringat dibentuk? Melalui apakah uap air dikeluarkan? Kenapa

kita harus membuang zat-zat tertentu dari tubuh?

Semua jawaban pertanyaan-pertanyaan di atas dapat Anda temukan

jawabannya setelah mempelajari bab berikut. Tanyakanlah kepada guru

apabila ada hal-hal yang tidak Anda pahami. Selain itu, Anda akan

menemukan keajaiban-keajaiban tubuh manusia yang merupakan anugerah

Tuhan Yang Maha Esa.

Sistem

Ekskresi

Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat menjelaskan sistem ekskresi pada manusia.

Syarat bagi Anda untuk menjelaskannya adalah mampu memahami organ-organ, proses,

serta kelainan pada sistem ekskresi manusia.

8

B a b 8

A.

Sistem Ekskresi

pada Manusia

B.

Gangguan pada

Sistem Ekskresi

C.

Sistem Ekskresi

pada Hewan

Sumber

:

Essentials of Biology

, 1990

Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI

136

A Sistem Ekskresi pada Manusia

Di dalam tubuh manusia terjadi metabolisme. Metabolisme merupakan

proses molekul suatu zat dalam sel dari bentuk sederhana ke bentuk kompleks

atau sebaliknya. Metabolisme tida

k menghasilkan bahan-bahan yang bermanfaat

bagi tubuh. Jika bahan-bahan tersebut terus berada di dalam tubuh kita, akan

terjadi ketidakseimbangan kimia di dalam tubuh kita. Ketidakseimbangan tersebut

akan mengganggu proses-proses metabolisme yang lain.

Proses pengeluaran bahan-bahan sisa metabolisme ini disebut

ekskresi

.

Ekskresi membantu menjaga homeostasis dengan mempertahankan lingkungan

dalam tubuh agar tetap stabil dan bebas dari materi-materi yang

membahayakan. Bahan-bahan hasil metabolisme yang harus dikeluarkan dari

dalam tubuh di antaranya adalah karbon dioksida, kelebihan air, dan urea.

Karbon dioksida dihasilkan di antaranya dari proses respirasi seluler, sedangkan

urea adalah zat kimia yang berasal dari hasil pemecahan protein. Alat-alat

ekskresi yang ada pada manusia adalah

kulit

,

paru-paru

,

hati

, dan

ginjal

.

1. Kulit

Sebagai alat ekskresi, kulit mengeluarkan keringat. Keringat terdiri atas

air dan garam-garam mineral (terutama NaCl, itu sebabnya keringat terasa

asin), serta sedikit sampah buangan, seperti urea, asam urat, dan amonia.

Keringat dikeluarkan tubuh dalam jumlah besar ketika melakukan kegiatan

berat dan berada di lingkungan yang panas. Pengeluaran keringat juga

dipengaruhi oleh makanan, keadaan kesehatan, dan emosi.

Kulit dibagi menjadi dua lapisan utama, yaitu

epidermis

dan

dermis

(

Gambar 8.1

). Epidermis merupakan lapisan kulit paling luar dan lebih tipis

dibandingkan lapisan dermis. Epidermis terdiri atas beberapa lapisan, yaitu

stratum korneum

(lapisan tanduk),

stratum lusidum

,

stratum granulosum

,

dan

stratum germinativum

(Kurnadi, 1995 : 234).

Sumber

:

Concise Encyclopedia

ature

, 1994

Tokoh

Biologi

Claude Bernard

(1813 – 1878)

Claude Bernard merupakan

seorang ahli fisiologi

kelahiran Perancis. Ia meneliti

cara tubuh mempertahankan

keseimbangan konsentrasi

cairan tubuh. Hal tersebut

merupakan dasar homeo-

stasis.

Gambar

8.1

Sayatan melintang pada kulit

manusia. Pada lapisan dermis

terdapat kelenjar keringat dan

kelenjar lemak.

Stratum korneum

adalah lapisan sel-sel epidermis (sel epitel selapis

pipih) yang mati dan menumpuk menjadi berlapis-lapis.

Stratum lusidum

merupakan lapisan bening di bawah stratum korneum.

Stratum granulosum

adalah lapisan sel yang mengandung pigmen melanin yang berpengaruh

terhadap warna kulit.

Stratum germinativum

adalah lapisan yang membelah

terus-menerus dan mendesak lapisan sel lama ke atas, serta menggantikan

sel-sel di lapisan stratum korneum.

1. Apakah yang dimaksud

dengan ekskresi?

2. Apa saja alat-alat ekskresi

pada manusia?

Pramateri

Soal

Sumber

:

Biology

, 1999

Folikel rambut

Pori-pori kelenjar keringat

Saluran kelenjar keringat

Kapiler

Kelenjar lemak

Kelenjar keringat

Serabut saraf

Arteri

Dermis

Epidermis

Jaringan ikat

longgar

Sistem Ekskresi

137

Lapisan kulit bagian bawah adalah dermis. Di lapisan dermis terdapat

serabut saraf dan pembuluh darah. Selain itu, di lapisan dermis terdapat

struktur lain, seperti kelenjar keringat, rambut, dan kelenjar minyak. Minyak

yang dihasilkan oleh kelenjar di sekitar folikel rambut berfungsi menjaga

permukaan kulit agar tetap lembap.

Kelenjar keringat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian pangkal

berbentuk gulungan anyaman yang terletak di dermis, dan bagian saluran

yang berujung di permukaan kulit (epidermis). Bagian pangkal yang

bergulung tersebut dikelilingi oleh kapiler darah. Melalui kapiler darah

tersebut kelenjar keringat menyerap cairan di jaringan. Cairan tersebut

kemudian dikeluarkan sebagai keringat.

Ekskresi keringat berkaitan juga dengan upaya tubuh dalam menjaga

kestabilan suhu tubuh. Ketika suhu tubuh naik, suhu darah akan meningkat

dan merangsang kelenjar hipotalamus di otak. Hormon yang disekresikan

kelenjar ini masuk ke darah dan merangsang pembuluh darah untuk melebar

sehingga kecepatan aliran darah menurun dan kelenjar keringat memproduksi

keringat. Dengan demikian, suhu tubuh akan menurun.

2. Paru-paru

Paru-paru berperan dalam proses ekskresi karena paru-paru

mengeluarkan gas karbon dioksida dan air melalui proses respirasi.

Dalam paru-paru, terdapat alveoli tempat terjadinya pertukaran gas antara

oksigen dan karbon dioksida. Dinding alveoli dan kapiler sangat tipis dan basah

sehingga memudahkan pertukaran gas (

Gambar 8.2

).

Setelah udara masuk ke alveolus, oksigen masuk melalui dinding

alveolus dan segera memasuki dinding kapiler darah. Sebaliknya, karbon

dioksida dan air terlepas dari darah dan masuk ke alveoli untuk selanjutnya

dikeluarkan dari dalam tubuh.

Termoregulasi merupakan

pengaturan suhu tubuh. Hewan-

hewan umumnya mampu

melakukannya. Pada hewan

endoterm, seperti manusia yang

mampu menghasilkan panas

sendiri, pengaturan suhu tubuh

dapat dilakukan dengan cara

berkeringat jika panas dan

menggigil jika tubuh kedinginan.

Sumber

:

Concise Encyclopedia

ature

, 1994

Wawasan

Biologi

Darah

kaya

oksigen

Darah miskin

oksigen

Alveoli

Kapiler darah

Sumber

:

Biology Concepts & Connections

, 2006

Gambar

8.2

Struktur alveoli. Di sinilah

terjadi pertukaran gas O

2

dan

CO

2

.

3. Hati

Hati termasuk dalam sistem ekskresi karena hati mengeluarkan empedu

(

Gambar 8.3

). Setiap hari, hati menyekresi sekitar 600–1.000 mL cairan

empedu. Cairan empedu terdiri atas kolesterol, lemak, hormon pelarut lemak,

dan lesitin. Fungsi cairan empedu, di antaranya mengemulsi lemak dalam

usus halus. Cairan empedu tersebut disimpan dalam kantung empedu untuk

disalurkan ke dalam usus halus.

Sebagai bagian dari sistem ekskresi, hati menghasilkan produk ekskretori,

seperti zat pewarna cairan empedu (

bile pigmen

), yaitu

bilirubin

. Bilirubin

berasal dari pemecahan hemoglobin darah yang berlangsung dalam hati.

• Alveoli

• Bilirubin

• Ginjal

• Kulit

• Paru-paru

Kata Kunci

Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI

138

Sel darah merah yang telah rusak dan mati dirombak oleh hati melalui

sel-sel khusus yang disebut

histiosit

. Hemoglobin dalam sel darah merah

dipecah menjadi hemin, globin, dan zat besi. Globin dan zat besi disimpan

kembali di hati untuk selanjutnya dikembalikan ke limfa dan sumsum tulang

belakang dan digunakan dalam pembentukan hemoglobin baru. Hemin

digunakan sebagai zat warna empedu yang disebut bilirubin. Bilirubin

berwarna hijau biru. Zat tersebut selanjutnya disalurkan ke usus dua belas

jari dan dioksidasi menjadi urobilin yang berwarna kuning kecokelatan. Zat

warna inilah yang memberi warna pada urine dan feses.

4. Ginjal

Ginjal adalah organ utama dalam sistem ekskresi. Ginjal mengeluarkan

urea, kelebihan air, dan material sampah lainnya dalam bentuk urine. Urine

dialirkan melalui ureter menuju kantung urine. Keinginan untuk

mengeluarkan urine muncul ketika kantung urine terisi penuh. Urine

dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.

Ginjal manusia berbentuk seperti kacang dengan panjang kira-kira 13

cm, lebar 8 cm, dan tebal 2,5 cm. Ginjal berukuran lebih kurang seukuran

dengan kepalan tangan Anda. Ukuran organ tersebut memang kecil, tetapi

mempunyai fungsi dan efektivitas kerja yang sangat mengagumkan. Manusia

mempunyai dua buah ginjal yang terletak di sebelah kanan dan kiri tubuhnya

(

Gambar 8.4

). Dari bagian luar ke dalam, ginjal terdiri atas tiga lapisan,

yaitu

korteks renalis

(korteks),

medula renalis

(medula) dan

pelvis renalis

.

Unit fungsional terkecil dari ginjal disebut

nefron

. Nefron terletak di

korteks renalis dan medula renalis. Nefron terdiri atas tiga bagian utama,

yaitu

glomerulus

(tempat darah disaring),

kapsula Bowman

, dua buah

tubulus panjang. Tubulus tersebut dibagi menjadi

tubulus kontortus

proksimal

,

lengkung Henle

,

tubulus kontortus distal

, dan yang terakhir

adalah

tubulus pengumpul

(

Gambar 8.5

).

Glomerulus adalah untaian pembuluh kapiler yang dinding-dindingnya

bertautan dengan dinding kapsula Bowman. Kapiler yang membentuk

glomerulus adalah percabangan dari arteriol aferen.

Kapsula Bowman sendiri berhubungan dengan tubulus kontortus

proksimal, lengkung Henle, dan tubulus kontortus distal hingga tubulus

pengumpul.

Gambar

8.3

Hati termasuk organ pada

sistem ekskresi karena

mengeluarkan cairan empedu.

Di manakah letak hati manusia?

Aorta

Arteri ginjal

Vena

ginjal

Ginjal

Uretra

Ureter

Kandung

kemih

Gambar

8.4

Manusia memiliki 2 buah ginjal,

yaitu ginjal kanan dan ginjal kiri.

Sumber

:

Biology: Discovering

Life

, 1991

• Histiosit

• Nefron

Kata Kunci

Vena kava inferior

Lobus kiri

Vena porta hepatika

Arteri hepatika

Kantung

empedu

Lobus

kanan

Saluran

empedu

Sumber

:

Human Anatomy

, 1993

Sistem Ekskresi

139

Korteks

Medula

Arteri ginjal

Vena ginjal

Ureter

Pelvis ginjal

Glomerulus

Tubulus proksimal

Ginjal

Nefron

Kapsula

Bowman

Arteri

Vena

Pembuluh

kapiler

Lengkung

Henle

Tubulus

pengumpul

Sumber

:

Heath Biology

, 1985

Gambar

8.5

Sayatan melintang ginjal,

menunjukkan struktur bagian

dalam ginjal.

Urine dibentuk dengan serangkaian proses yang rumit dan sangat

efektif. Secara umum, terdapat tiga peristiwa penting dalam pembentukan

urine, yaitu

penyaringan

(

filtrasi

),

penyerapan

(

reabsorpsi

), dan

pengumpulan

(

augmentasi

).

a. Penyaringan Darah (Filtrasi)

Proses filtrasi terjadi di antara glomerulus dan kapsula Bowman. Ketika

darah dari arteriol aferen memasuki glomerulus, tekanan darah menjadi

tinggi. Hal tersebut menyebabkan air dan molekul-molekul yang tidak larut

dalam darah melewati dinding kapiler pada glomerulus. Kemudian, air dan

molekul-molekul memasuki lempeng filtrasi dari kapsula Bowman. Hasil

filtrasi ini disebut

filtrat glomerulus

atau

urine primer

. Filtrat ini akan

dipindahkan melalui tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus

kontortus distal, kemudian menuju tubulus pengumpul.

b. Penyerapan Kembali (Reabsorpsi)

Ketika filtrat dipindahkan, darah di arteriol eferen glomerulus menjadi

sangat pekat. Hal tersebut terjadi karena hilangnya begitu banyak air. Selain

itu, filtrasi mengandung substansi-substansi besar yang tidak dapat melewati

dinding kapiler glomerulus, seperti sel darah, protein-protein besar, dan

kepingan-kepingan lemak.

Sementara itu, urine primer yang dihasilkan dari kapsula Bowman,

memasuki tubulus kontortus proksimal. Di titik pertautan antara kapiler-

kapiler yang melingkupi tubulus, diserap glukosa dan asam amino serta ion

Na

+

.

Urine primer yang memasuki lengkung Henle telah lebih isotonik

dengan darah di kapiler. Pada lengkung Henle terjadi penyerapan garam

NaCl dan air.

Penyerapan berlanjut di tubulus kontortus distal. Di sini terjadi

penyerapan urea, kreatinin, bahan obat-obatan, H

+

, dan NH

4

. Sementara

itu, garam NaCl dan air serta ion HCO

3

kembali diserap. Perhatikan

Gambar

8.6

.

Urine yang dihasilkan dari tubulus kontortus distal, disebut

urine

sekunder

. Hasil reabsorpsi ini mengandung air, garam, urea, dan pigmen

empedu yang memberikan bau dan warna pada urine.

• Augmentasi

• Filtrasi

• Reabsorpsi

• Urine primer

• Urine sekunder

Kata Kunci

Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI

140

Komposisi filtrat

H

2

O

NaCl

HCO

3

-

H

+

Urea

Glukosa

Asam amino

Sisa obat-obatan

Darah

Reabsorpsi

Sekresi

Kapsula

Bowman

Tubulus kontortus

proksimal

Nutrien

NaCl

H

2

O

HCO

3

-

H

+

Beberapa

obat dan

racun

NaCl

H

2

O

HCO

3

-

K

+

H

+

Tubulus

pengumpul

NaCl

NaCl

NaCl

Urea

H

2

O

H

2

O

Lengkung

Henle

Medula

Korteks

Tubulus

kontortus distal

Gambar

8.6

Pergerakan cairan dan ion yang

terjadi dalam filtrat dan

lingkungan sekelilingnya sebagai

perpindahan filtrat dalam

nefron.

Di bagian manakah reabsorpsi

banyak ter adi?

Sumber

:

Biology Concepts & Connections

, 2006

c. Pengumpulan (Augmentasi)

Urine sekunder dari tubulus kontortus distal akan memasuki tubulus

pengumpul. Di tubulus ini, masih terjadi penyerapan kembali air, garam

NaCl, dan urea sehingga terbentuk urine yang harus dibuang dari tubuh.

Dari tubulus pengumpul, urine memasuki pelvis renalis, lalu mengalir

menuju ureter menuju kandung kemih (vesika urinaria). Ketika kandung

kemih penuh, orang akan merasakan keinginan untuk buang air kecil.

Beberapa hal yang memengaruhi volume urine, di antaranya zat-zat

diuretik, suhu, konsentrasi darah, dan emosi. Jika sering mengonsumsi kopi

dan teh, zat diuretik (kafein) yang dikandungnya akan menghambat

reabsorpsi air sehingga volume urine meningkat.

Pada saat terjadi peningkatan suhu, kapiler di kulit melebar dan air

berdifusi keluar serta kelenjar keringat menjadi aktif. Saat volume air turun,

penyerapan air di ginjal berkurang sehingga volume urine menurun. Begitu

pula halnya ketika konsentrasi darah meningkat, atau ketika darah menjadi

lebih cair karena banyak mengonsumsi cairan. Emosi tertentu merangsang

peningkatan atau pengurangan volume urine, contohnya orang menjadi lebih

sering buang air kecil pada saat gugup, tegang, atau takut.

Uji Glukosa dalam Urine

Tujuan

Menguji adanya kandungan glukosa dalam urine

Alat dan Bahan

Dua buah tabung reaksi, gelas kimia 250 mL, kaki tiga, pemanas spirtus, air, dan

larutan Benedict

Kegiatan

8.1

Sistem Ekskresi

141

Langkah Kerja

1.

Masukkan 5 mL–6 mL larutan Benedict ke dalam 2 tabung reaksi. Masukkan

tabung reaksi tersebut dalam gelas kimia berisi air, lalu panaskan gelas kimia

berisi air menggunakan kaki tiga (tripod) dan pemanas spiritus. Panaskan

selama sekitar 10 menit.

2.

Masukkan 8–10 tetes urine dalam tabung reaksi pertama dan 8–10 tetes air

gula pada tabung reaksi kedua. Biarkan selama beberapa menit dalam

penangas.

3.

Diskusikan hasil pengamatan Anda bersama kelompok.

Jawablah pertanyaan berikut untuk menyimpulkan fakta

.

1.

Apakah yang terjadi setelah urine dan air gula dimasukkan dalam tabung

reaksi yang dipanaskan?

2.

Jika terjadi perubahan warna, menunjukkan apakah hal tersebut?

3.

Apakah urine normal mengandung gula? Jika mengandung gula, bagian ginjal

saluran apakah yang terganggu kerjanya?

Kerjakanlah di dalam buku latihan Anda.

1.

Jelaskan, fungsi sistem ekskresi pada manusia.

2.

Jelaskan proses pembentukan urine.

Soal Penguasaan

Materi

8.1

3.

Mengapa paru-paru, hati, dan kulit termasuk sistem

ekskresi manusia?

B Gangguan pada Sistem Ekskresi

Gangguan pada sistem ekskresi yang umum terjadi antara lain sebagai

berikut.

1.

Sistitis

(

Cystitis

) adalah peradangan yang terjadi di kantung urinaria.

Biasanya, terjadi karena infeksi oleh bakteri yang masuk ke dalam tubuh.

2.

Hematuria

, terjadi ketika ditemukan eritrosit dalam urine. Penyebabnya

bermacam-macam, seperti adanya batu dalam ginjal, tumor di renal

pelvis, ureter, kandung kemih, kelenjar prostat atau uretra.

3.

Glomerulonefritis

adalah peradangan yang terjadi di glomerulus

sehingga proses filtrasi darah terganggu.

4.

Batu ginjal

adalah adanya objek keras yang ditemukan di pelvis renalis

ginjal. Komposisi batu ginjal adalah asam urat, kalsium oksalat, dan

kalsium fosfat. Batu ginjal terjadi karena terlalu banyak mengonsumsi

garam mineral, tetapi sedikit mengonsumsi air. Batu ginjal tersebut

sering mengakibatkan iritasi dan pendarahan pada bagian ginjal yang

kontak dengannya.

5.

Gagal ginjal

, terjadi karena ketidakmampuan ginjal untuk melakukan

fungsinya secara normal. Hal ini dapat terjadi karena senyawa toksik,

seperti merkuri, arsenik, karbon tetraklorida, insektisida, antibiotik,

dan obat penghilang sakit pada tingkat yang tinggi. Gagal ginjal dapat

diatasi dengan

dialisis

. Kita lebih mengenalnya sebagai proses cuci

darah. Jika kerusakan ginjal sangat parah, dapat dilakukan transplantasi

ginjal yang baru (

Gambar 8.7

).

• Batu ginjal

• Gagal ginjal

• Glomerulonefritis

• Hematuria

• Sistilis

Kata Kunci

Dewasa ini di Indonesia ramai dibicarakan mengenai penjualan organ ginjal.

Buatlah makalah mengenai hal tersebut dikaitkan dengan aspek biologis, sosiologis,

dan etika kedokteran. Anda dapat mencari sumber melalui surat kabar atau internet.

Presentasikan makalah Anda tersebut di depan kelas untuk ditanggapi.

Tugas Ilmiah 8.1

Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI

142

Kerjakanlah di dalam buku latihan Anda.

1.

Sebutkan empat contoh kelainan yang terjadi pada

sistem ekskresi manusia.

2.

Bagaimana cara menanggulangi gagal ginjal?

3.

Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah

penyakit atau kelainan pada ginjal?

Soal Penguasaan

Materi

8.2

C Sistem Ekskresi pada Hewan

6.

Dermatitis

adalah suatu peradangan yang terjadi di kulit, yang

berulang-ulang dan sering kambuh. Contoh dermatitis yang umum

adalah eksim.

7.

Prostatis

adalah peradangan di prostat. Akibat peradangan tersebut,

penderitanya sulit buang air seni.

8.

Impetigo

adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi bakteri.

Penyakit ini terjadi pada anak-anak, terutama pada mereka yang

kekurangan gizi. Impetigo ditandai dengan kulit yang berbintik-bintik

berisi nanah yang biasanya timbul di wajah dan tangan.

9.

Penyakit kuning

yang disebabkan oleh tersumbatnya saluran empedu

karena adanya penumpukan kolesterol dan membentuk batu empedu.

Feses penderita akan berwarna cokelat abu-abu, sedangkan darahnya

kekuningan karena cairan empedu masuk ke aliran darah.

10.

Glikosuria, hematuria

, dan

albuminaria

. Glikosuria adalah kelainan

yang dicirikan dengan ditemukannya glukosa pada urine. Hal tersebut

menunjukkan adanya kelainan pada tubulus ginjal. Hematuria adalah

kelainan dengan tanda ditemukannya sel darah merah di dalam urine.

Penyebabnya adalah peradangan pada ginjal atau karena iritasi akibat

bergesekan dengan batu ginjal. Albuminaria adalah kelainan, yang

ditandai dengan ditemukannya zat putih telur (albumin) dalam urine.

Hal tersebut disebabkan kerusakan membran pada kapsula Bowman

yang menyebabkan protein berukuran besar seperti albumin dapat lolos

dari filtrasi.

Kesetimbangan kimia dalam tubuh menjadi salah satu syarat utama untuk

dapat bertahan hidup. Berikut akan dibahas mengenai mekanisme ekskresi

pada beberapa hewan.

1. Sistem Ekskresi pada Hewan Invertebrata

Sistem ekskresi pada hewan invertebrata lebih sederhana dibandingkan

hewan vertebrata. Berikut ini beberapa penjelasan mengenai sistem ekskresi

beberapa hewan invertebrata.

Ginjal

baru

a

b

Sumber

:

Jendela Iptek: Ilmu Kedokteran

, 1997;

www.healtatoz.com

Gambar

8.7

(a) Pasien gagal ginjal yang

sedang dicuci darahnya oleh

mesin dialisis. (b) Posisi ginjal

hasil transplantasi

Sistem Ekskresi

143

a. Makhluk Hidup Satu Sel (Protozoa)

Makhluk hidup satu sel mengeluarkan sisa-sisa metabolismenya dengan

cara difusi. Karbon dioksida hasil respirasi seluler dikeluarkan dengan cara

difusi. Selain itu, ada cara lain, yaitu dengan membentuk vakuola yang berisi

sisa metabolisme (

Gambar 8.8

).

Cairan

di luar

sel

Partikel

yang

dibuang

Sitoplasma

Partikel yang

harus

dibuang

Vakuola

Sumber

:

Biology Concepts & Connections

, 2006

Gambar

8.8

Makhluk hidup satu sel

membentuk vakuola yang berisi

sisa metabolisme, lalu

mengeluarkannya dari dalam

sel.

Pada hewan Coelenterata dan Porifera yang hidup sebagai koloni sel-sel,

mekanisme ekskresinya dengan cara mendifusikan zat-zat yang akan dibuang

dari satu sel ke sel yang lain hingga akhirnya dilepaskan ke lingkungan.

b. Planaria

Organ ekskresi yang paling sederhana dapat ditemukan pada cacing pipih

atau planaria. Organ tersebut bernama

protonefridia

, berupa jaringan pipa yang

bercabang-cabang di sepanjang tubuhnya. Jaringan pipa tersebut dinamakan

nefridiofor

. Ujung dari cabang nefridiofor disebut sel api (

flame

cell

). Disebut

demikian karena ujung sel tersebut terus bergerak menyerap dan menyaring

sisa metabolisme pada sel-sel di sekitarnya. Kemudian, mengalirkannya melalui

nefridiofor menuju pembuluh ekskretori (

Gambar 8.9

).

Pergerakan

Silia

Sel api

Pori-pori

ekskretori

Saluran

ekskretori

Sumber

:

Essentials of Biology

, 1990

Gambar

8.9

Sistem ekskresi pada planaria.

c. Cacing Tanah

Cacing tanah, moluska, dan beberapa hewan invertebrata lainnya

memiliki struktur ginjal sederhana yang disebut

nefridia

. Struktur tersebut

terdapat di setiap segmen tubuhnya. Dalam cairan tubuh cacing tanah yang

memenuhi rongga tubuhnya, terkandung sisa metabolisme maupun nutrien.

Cairan inilah yang disaring oleh ujung tabung berbentuk corong dengan

silia yang disebut

nefrostom

.

Dari nefrostom, hasil yang disaring tersebut kemudian dibawa melewati

tubulus sederhana yang juga diselaputi oleh kapiler-kapiler darah. Pada

tubulus ini, terjadi proses reabsorpsi bahan-bahan yang penting, seperti

garam-garam dan nutrien terlarut. Air dan zat-zat buangan dikumpulkan

• Difusi

• Nefostrom

• Nefridiofor

• Sel api

Kata Kunci

Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI

144

dalam tubulus pengumpul, suatu wadah yang merupakan bagian dari nefridia

untuk selanjutnya dikeluarkan melalui lubang ekskretori di dinding tubuh,

yang biasa disebut

nefridiofor

(

Gambar 8.10

)

Mulut

Usus tengah

Cairan selom

Usus

belakang

Tubulus

Malpighi

Hemolimfa

Sumber

:

Essentials of Biology

, 1990

Gambar

8.11

Badan Malpighi pada

belalang.

Nefridiofor di

dinding tubuh

Urine

Kantung

kemih

Jaringan

kapiler darah

Septum antara

segmen tubuh

Nefrostom

Tubulus

Gambar

8.10

Cacing tanah memiliki struktur

ginjal sederhana yang disebut

nefridia.

Sumber

:

Essentials of Biology

, 1990

d. Serangga

Alat ekskresi pada serangga, contohnya belalang adalah

tubulus

Malpighi

(

Gambar 8.11

). Badan Malpighi berbentuk buluh-buluh halus yang

terikat pada ujung usus posterior belalang dan berwarna kekuningan.

Zat-zat buangan diambil dari cairan tubuh (hemolimfa) oleh saluran

Malpighi di bagian ujung. Kemudian, cairan masuk ke bagian proksimal lalu

masuk ke usus belakang dan dikeluarkan bersama feses dalam bentuk kristal-

kristal asam urat (Hopson & Wessells, 1990: 598).

2. Sistem Ekskresi pada Hewan Vertebrata

Pada vertebrata terdapat beberapa tipe ginjal. Di antaranya adalah

pronefros

,

mesonefros

, dan

metanefros

. Pronefros adalah tipe ginjal yang

berkembang pada fase embrio atau larva. Pada tahap selanjutnya, ginjal

pronefros digantikan oleh tipe ginjal mesonefros. Ketika hewan dewasa,

• Mesorefros

• Metarefros

• Pronefros

• Tubulus Malpighi

Kata Kunci

Cairan selom

Sistem Ekskresi

145

ginjal mesonefros digantikan oleh ginjal metanefros. Pada Mammalia,

Reptilia, dan Aves tipe ginjal yang dimiliki adalah mesonefros. Namun, setelah

dewasa mesonefros akan diganti oleh metanefros.

a. Pisces (Ikan)

Ginjal pada ikan adalah sepasang ginjal sederhana yang disebut

mesonefros. Setelah dewasa, mesonefros akan berkembang menjadi ginjal

opistonefros. Tubulus ginjal pada ikan mengalami modifikasi menjadi saluran

yang berperan dalam transport spermatozoa (duktus eferen) ke arah kloaka.

Ikan memiliki bentuk ginjal yang berbeda, sebagai bentuk adaptasi terhadap

lingkungan sekitarnya. Pada ikan air tawar, kondisi lingkungan sekitar yang

hipotonis membuat jaringan ikan sangat mudah mengalami kelebihan cairan.

Ginjal ikan air tawar memiliki kemiripan dengan ginjal manusia.

Mekanisme filtrasi dan reabsorpsi juga terjadi pada ginjal ikan. Mineral

dan zat-zat makanan lebih banyak diabsorbsi, sedangkan air hanya sedikit

diserap. Dengan sedikit minum dan mengeluarkan urine dalam volume besar,

ikan air tawar menjaga jaringan tubuhnya agar tetap dalam keadaan

hipertonik. Ekskresi amonia dilakukan dengan cara difusi melalui insangnya.

Ikan yang hidup di air laut, memiliki cara adaptasi yang berbeda. Ikan

air laut sangat mudah mengalami dehidrasi karena air dalam tubuhnya akan

cenderung mengalir keluar ke lingkungan sekitar melalui insang, mengikuti

perbedaan tekanan osmotik.

Ikan air laut tidak memiliki glomerulus sehingga mekanisme filtrasi tidak

terjadi dan reabsorpsi pada tubulus juga terjadi dalam skala yang kecil. Oleh

karena itu, ikan air laut beradaptasi dengan banyak meminum air laut,

melakukan

desalinasi

(menghilangkan kadar garam dengan melepaskannya

lewat insang), dan menghasilkan sedikit urine (

Gambar 8.12

). Urine yang

dihasilkan akan dikeluarkan melalui lubang di dekat anus. Hal ini berbeda

dengan pengeluaran urine dari ikan

Chondrichthyes

, misalnya hiu. Ikan hiu

mengeluarkan urine melalui seluruh permukaan kulitnya.

Pengambilan

air dan ion-ion

dalam

makanan

Pengambilan

ion-ion garam

oleh insang

Pengeluaran air

yang banyak

Tekanan osmotik air yang

dicapai oleh insang dan

permukaan tubuh lainnya

Pengambilan

air dan ion-ion

dalam

makanan

Tekanan osmotik air hilang

melalui bagian insang dan

permukaan tubuh lainnya

Pengeluaran ion-ion garam

dan sedikit air dalam bentuk

urine dari ginjal

Pengeluaran ion-ion

garam dari insang

Sumber

:

Biology Concepts & C nnections

2006

Gambar

8.12

Sistem ekskresi pada (a) ikan

air tawar dan (b) ikan air laut.

Apa perbedaan ekskresi pada

kedua ikan ini?

b. Amphibia (Katak)

Tipe ginjal pada Amphibia adalah tipe ginjal opistonefros. Katak jantan

memiliki saluran ginjal dan saluran kelamin yang bersatu dan berakhir di

kloaka. Namun, hal tersebut tidak terjadi pada katak betina. Ginjal pada

katak seperti halnya pada ikan, juga menjadi salah satu organ yang sangat

berperan dalam pengaturan kadar air dalam tubuhnya.

Kulit Amphibia yang tipis dapat menyebabkan Amphibia kekurangan

cairan jika terlalu lama berada di darat. Begitu pula jika katak berada terlalu

lama dalam air tawar. Air dengan sangat mudah masuk secara osmosis ke

dalam jaringan tubuh melalui kulitnya.

a

b

Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI

146

Katak dapat mengatur laju filtrasi dengan bantuan hormon, sesuai

dengan kondisi air di sekitarnya. Ketika berada dalam air dengan jangka

waktu yang lama, katak mengeluarkan urine dalam volume yang besar.

Namun, kandung kemih katak dapat dengan mudah terisi air. Air tersebut

dapat diserap oleh dinding kandung kemihnya sebagai cadangan air ketika

katak berada di darat untuk waktu yang lama.

c. Reptilia

Tipe ginjal pada Reptilia adalah metanefros. Pada saat embrio, Reptilia

memiliki ginjal tipe pronefros, kemudian pada saat dewasa berubah menjadi

mesonefros hingga metanefros (

Gambar 8.14

).

menuju vena ginjal

dari vena portal ginjal

dari arteri ginjal

Glomerulus yang

tereduksi

Ginjal

Rektum

Kloaka

Kandung kemih

Sumber

:

Biology

, 1999

Gambar

8.14

Sistem ekskresi pada Reptilia,

menggunakan tipe ginjal

metanefros.

Hasil ekskresi pada Reptilia adalah asam urat. Asam urat ini tidak terlalu

toksik jika dibandingkan dengan amonia yang dihasilkan oleh Mammalia.

Asam urat dapat juga diekskresikan tanpa disertai air dalam volume yang

besar. Asam urat tersebut dapat diekskresikan dalam bentuk pasta berwarna

putih.

Beberapa jenis Reptilia juga menghasilkan amonia. Misalnya, pada buaya

dan kura-kura. Penyu yang hidup di lautan memiliki kelenjar ekskresi untuk

mengeluarkan garam yang dikandung dalam tubuhnya. Muara kelenjar ini

adalah di dekat mata. Hasil ekskresi yang dihasilkan berupa air yang

mengandung garam. Ketika penyu sedang bertelur, kita seringkali melihatnya

mengeluarkan semacam air mata. Namun, yang kita lihat sebenarnya adalah

hasil ekskresi garam. Ular, buaya, dan aligator tidak memiliki kandung kemih

sehingga asam urat yang dihasilkan ginjalnya keluar bersama feses melalui

kloaka.

Ginjal

Rektum

Kloaka

Kandung

kemih

Sumber

:

Biology

, 1999

Gambar

8.13

Sistem ekskresi pada Amphibia

dibandingkan sistem ekskresi

pada ikan air tawar.

Sistem Ekskresi

147

Kerjakanlah di dalam buku latihan Anda.

1.

Jelaskan sistem ekskresi pada makhluk hidup satu

sel.

2.

Sebutkan alat ekskresi pada planaria, cacing tanah,

dan serangga.

Soal Penguasaan

Materi

8.3

3.

Jelaskan perbedaan cara adaptasi menye-

imbangkan tekanan osmotik pada ikan air tawar

dan ikan air laut.

1.

Sistem ekskresi berfungsi mengeluarkan sisa hasil

metabolisme yang sudah tidak diperlukan tubuh.

Jika tidak dikeluarkan, zat buangan tersebut dapat

meracuni tubuh.

2.

Sistem ekskresi pada manusia terdiri atas organ

kulit, hati, paru-paru, dan ginjal. Kulit mengekskresi-

kan keringat. Hati mengekskresikan cairan empedu.

Paru-paru mengekskresikan CO

2

dan air. Adapun

ginjal mengeksresikan urine.

3.

Proses pembentukan urine melalui tiga tahap, yaitu

tahap filtrasi, reabsorsi, dan augmentasi.

4.

Hewan satu sel mengekresikan zat sisa secara difusi

dan pembentukan vakuola. Cacing pipih meng-

gunakan alat ekskresi berupa protonefridia. Cacing

Rangkuman

tanah memiliki alat ekskresi berupa metanefridia.

Adapun serangga memiliki alat ekskresi berupa

badan Malpighi.

5.

Terdapat beberapa kelainan dan penyakit yang

terjadi pada sistem ekskresi manusia, antara lain

sistitis, hematuria, glomerulonefritis, batu ginjal,

gagal ginjal, dermatitis, prostatis, impetigo, dan

penyakit kuning.

6.

Ikan memiliki ginjal sederhana yang disebut

opistonefros. Amphibia memiliki ginjal tipe

opistonefros. Pada Reptilia, Aves, dan Mammalia

memiliki perkembangan ginjal mulai dari pronefros,

mesonefros dan metanefros. Reptilia dan Aves

menghasilkan ekskret dalam bentuk asam urat.

d. Aves (Burung)

Burung memiliki ginjal dengan tipe metanefros. Burung tidak memiliki

kandung kemih sehingga urine dan fesesnya bersatu dan keluar melalui

lubang kloaka. Urine pada burung diekskresikan dalam bentuk asam urat.

Metabolisme burung sangat cepat. Dengan demikian, sistem ekskresi

juga harus memiliki dinamika yang sangat tinggi. Peningkatan efektivitas

ini terlihat pada jumlah nefron yang dimiliki oleh ginjal burung. Setiap

1 mm

3

ginjal burung, terdapat 100–500 nefron. Jumlah tersebut hampir 100

kali lipat jumlah nefron pada manusia.

Jenis burung laut juga memiliki kelenjar ekskresi garam yang bermuara

pada ujung matanya. Hal tersebut untuk mengimbangi pola makannya yang

memangsa ikan laut dengan kadar garam tinggi.

Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI

148

Kaji Diri

Apakah Anda telah memahami materi bab ini dengan

baik? Setelah mempelajari bab Sistem Ekskresi, Anda harus

dapat menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan

proses serta penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi.

Jika Anda belum mampu menjelaskan keterkaitan antara

struktur, fungsi, dan proses serta penyakit yang dapat terjadi

pada sistem ekskresi, Anda belum menguasai materi Bab

Sistem Ekskresi dengan baik. Rumuskan materi yang belum

Anda pahami, kemudian diskusikan dengan teman-teman atau

guru Biologi Anda.

Banyak manfaat yang dapat Anda peroleh setelah

mempelajari bab ini. Anda dapat memahami proses

terbentuknya urine. Anda pun paham kenapa Anda berkeringat.

Hal yang cukup penting adalah Anda dapat menjaga kesehatan

paru-paru, hati, kulit, dan ginjal.

Manusia

Hati

Kulit

Paru-paru

Ginjal

Empedu

Garam dan

senyawa

organik

Air dan CO

2

Urine

Sistem Ekskresi

Hewan

pada

terdiri atas organ

mengekskresikan

mengekskresikan

mengekskresikan

mengekskresikan

antara lain

P e t a

K

onsep

Filtrasi

Prosesnya

Reabsorpsi

dilanjutkan

Augmentasi

dilanjutkan

Makhluk hidup

bersel satu

Difusi atau

vakuola

melalui

Planaria

Protonefridiofor

melalui

Cacing

tanah

Nefridia

melalui

Serangga

Tubulus

Malpighi

melalui

Pisces

Mesonefros

melalui

Reptilia

Metanefros

melalui

Aves

Metanefros

melalui

Sistem Ekskresi

149

A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dan kerjakanlah pada buku latihan Anda.

Evaluasi Materi Bab

8

1.

Proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang

sudah tidak digunakan lagi oleh sel-sel dan darah,

dikeluarkan oleh tubuh bersama urine, keringat, dan

pernapasan. Proses pengeluaran ini disebut ....

a.

sekresi

b.

ekskresi

c.

respirasi

d.

defekasi

e.

katabolisme

2.

Kulit kita berperan sebagai berikut,

kecuali

....

a.

perasa dan peraba

b.

menjaga suhu

c.

proteksi (pelindung)

d.

ekskresi

e.

respirasi

3.

Organ tubuh yang mempunyai fungsi filtrasi,

reabsorpsi, dan augmentasi adalah ....

a.

hati

d.

usus halus

b.

kulit

e.

ginjal

c.

paru-paru

4.

Proses pengeluaran oleh sel atau kelenjar yang

menghasilkan cairan yang masih diperlukan tubuh

disebut ....

a.

defekasi

b.

inspirasi

c.

filtrasi

d.

ekskresi

e.

sekresi

5.

Lapisan kulit yang mengandung pigmen adalah ....

a.

stratum korneum

b.

stratum granulosum

c.

stratum germinativum

d.

stratum lusidium

e.

lapisan epidermis

6.

Sisa metabolisme protein yang dikeluarkan oleh

tubuh melalui urine adalah ....

a.

asam nitrat

b.

urea

c.

asam amino

d.

molekul protein

e.

asam nitrit

7.

Dari hasil pengujian urine Amir, ternyata ditemukan

glukosa. Hasil ini menunjukkan adanya kelainan

fungsi ginjal pada proses ....

a.

sekresi

b.

filtrasi

c.

reabsorpsi

d.

augmentasi

e.

defekasi

8 . Perhatikan gambar nefron berikut.

Bagian yang akan menyerap kembali unsur yang

masih berguna, kemudian dihasilkan urine

sekunder adalah yang bernomor ....

a.

1, 2, 3

d.

3, 4, 6

b.

1, 3, 6

e.

4, 5, 6

c.

2, 3, 4

9. Dinding yang terbuat dari bahan yang bersifat

permeabel terhadap air dan bergantung dari

kebutuhan untuk menyimpan air adalah ....

a.

ureter

b.

tubulus proksimal

c.

glomerulus

d.

uretra

e.

tubulus kolektivus

10. Fungsi glomerulus dan kapsula Bowman dalam

proses pembentukan urine adalah ....

a.

reabsorpsi air ke dalam darah

b.

menghilangkan amonia dari tubuh

c.

reabsorpsi garam dan asam amino

d.

menyaring darah dan menangkap filtrat

e.

mengkonsentratkan urine

11. Proses berikut yang

tidak

terjadi di nefron dan

tubulus kolektivus adalah ....

a.

filtrasi

b.

eliminasi urea dari tubuh

c.

reabsorbsi nutrien

d.

augmentasi

e.

konsentrasi urine

1

2

5

4

3

6

Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI

150

B. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar pada buku latihan Anda.

1.

Sebutkan organ-organ pada sistem ekskresi

manusia.

2.

Pada proses pembentukan urine, terdapat tiga tahap

pembentukannya. Jelaskan ketiga tahap tersebut.

3.

Berikan dua contoh teknologi yang berhubungan

dengan sistem ekskresi. Jelaskan.

4.

Jelaskan tiga kelainan yang dapat terjadi pada

sistem ekskresi?

12. Hal berikut dapat memengaruhi pengeluaran urine,

kecuali

....

a.

senyum

b.

ketakutan

c.

kedinginan

d.

gugup

e.

berkeringat

13. Penyakit yang disebabkan penyumbatan saluran

empedu karena penumpukan kolesterol disebut ....

a.

dermatitis

b.

prostatis

c.

gagal ginjal

d.

penyakit kuning

e.

albumin

14. Pada penderita diabetes mellitus, urine mengan-

dung ....

a.

urea

d.

air

b.

glukosa

e.

garam mineral

c.

albumin

15. Organ ekskresi pada serangga adalah ....

a.

tubulus Malpighi

b.

ginjal

c.

pronefros

d.

mesonefros

e.

metanefros

Mulut

Usus tengah

Cairan selom

Usus

belakang

Tubulus

Malpighi

Hemolimfa

Soal Tantangan

1.

Dewasa ini, banyak bermunculan produk-produk

kosmetik berupa deodoran (penghilang bau

keringat di ketiak). Bagaimana cara kerja deodoran

tersebut sehingga dapat menghilangkan bau

keringat? Menurut Anda, adakah pengaruh produk

tersebut terhadap fungsi fisiologis kelenjar keringat

pada tubuh, khususnya di ketiak?

2.

Fungsi ginjal sebagai alat ekskresi sangat vital bagi

tubuh. Untuk itu, jelaskan beberapa cara atau

kegiatan dalam kehidupan sehari-hari yang

bertujuan untuk menjaga agar ginjal tetap sehat dan

dapat berfungsi secara normal sampai usia lanjut.

5.

Jelaskan sistem ekskresi pada belalang.